PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA
PENDIDIKAN
ISLAM DALAM KELUARGA
By
: Uman Sari (MPI :2014138200143 )
Mahasiswa
STAINIM Sidoarjo
MK : APLIKOM KOMPUTER
A.
Latar Belakang Masalah
Pada zaman global seperti saat ini,
banyak tantangan yang dihadapi oleh para pendidik yaitu khususnya guru di
sekolah dan orangtua di lingkungan keluarga. Semakin canggihnya teknologi dan
luasnya pergaulan anak sangat berpengaruh pada pandangan hidup, kepribadian
serta perilaku anak itu sendiri saat mereka beranjak dewasa.
Oleh karena itu anak harus diberi
bekal pendidikan agama terutama pendidikan agama islam sejak dini. Pendidikan
agama telah diajarkan di sekolah dan lingkungan keluarga, namun yang paling
berpengaruh pada anak adalah pendidikan agama yang diberikan di lingkungan
keluarga sejak dini.
Penanaman pendidikan agama sejak
dini dapat mempengaruhi pandangan hidup anak saat mereka telah tumbuh dewasa
serta dapat menjadikan pegangan hidup saat mereka bergaul di lingkungan
masyarakat yang lebih luas agar tidak mudah terpengaruh oleh perbuatan negatif.
B.Pengertian
Pendidikan Islam
Menurut H.M. Chalib Thoha
pendidikan islam adalah pendidikan yang falsafah dan tujuan serta teori-teori
dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan yang didasarkan nilai-nilai
dasar islam yang terkandung dalam al-quran dan hadits nabi.
Menurut prof. Dr. Oemar Muhammad
At-Toumy Al-Syaebani, pendidikan islam diartikan sebagai usaha merubah tingkah
laku individu didalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan
kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.
C.
Pengertian Keluarga
Dalam islam, keluarga dikenal
dengan istilah “usrah”. sedangkan menurut pandangan antropologi keluarga adalah
suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk
sosial yang memiliki tempat tinggal untuk berlindung, mendidik, berkembang, dan
lain sebagainya. Inti sebuah keluarga adalah ayah, ibu dan anak.
Keluarga muslim adalah keluarga
yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan
syariat islam, menurut Abdurrahman An-Nahlawi, tujuan terpenting dari pembentukan
keluarga adalah sebagai berikut:
a. Mendirikan syariat allah dalam segala
permasalahan rumah tangga.
b. Mewujudkan ketenteraman dan ketenangan psikologi.
c. Mewujudkan sunnah rasul dengan melahirkan
anak-anak saleh sehingga rasul merasa bangga dengan kehadiran kita.
d. Memenuhi kebutuhan cinta kasih anak.
e. Menjaga fitrah anak agar tidak melakukan
peyimpangan-penyimpangan.
Dalam lingkungan keluarga terletak
dasar-dasar pendidikan. di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai
tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau
ditulis terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota
keluarga . di sini diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang
dan penuh kecintaan, kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.
justru karena pergaulan yang demikian itu berlangsung dalam hubungan yang
bersifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti yang
amat penting.
Jadi, pendidikan Islam dalam
keluarga yaitu pendidikan yang diberikan anggota kelurga terutama orang tua
kepada anaknya dalam lingkungan keluarga itu sendiri untuk membentuk
kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku
yang sesuai dengan ajaran Islam.
D.
Aspek-Aspek Pendidikan Islam Dalam Keluarga
Sebagai realisasi tanggung jawab
orang tua dalam mendidik anak, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk
diperhatikan orang tua, yaitu:
a. Pendidikan ibadah.
b. Pokok-pokok ajaran islam dan
membaca Al-Quran.
c. Pendidikan akhlakul karimah.
d. Pendidikan akidah islamiyah.
E.
Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Islam
Motivasi pengabdian keluarga
(ayah-ibu) dalam mendidik anak-anaknya semata-mata demi cinta kasih yang
kodrati, sehingga dalam suasana cinta kasih dan kemesraan inilah proses
pendidikan ini berlangsung dengan baik seumur anak dalam tanggungan utama
keluarga. Kewajiban ayan-ibu dalam memendidik anak-anaknya tidak menuntut untuk
memiliki profesionalitas yang tinggi, karena kewajiban tersebut berjalan dengan
sendirinya sebagai adat atau tradisi. Sehingga tidak hanya orang tua yang
berdap dan berilmu tinggi saja yang dapat mendidik, tetapi juga orangtua yang
masih memiliki taraf pendidikan yang minim. Hal tersebut karena kewajiban
mendidik anak merupakan naluri pedagogis bagi setiap individu yang menginginkan
anaknya menjadi lebih baik dari pada keadaan dirinya.
Dalam penanaman pandangan hidup
beragama, fase kanak-kanak merupakan fase yang paling baik untuk meresapkan
dasar-dasar hidup beragama. Teknik yang paling tepat dalam proses pendidikan
adalah dengan teknik imitasi, yaitu proses pembinaan anak secara tidak
langsung, yaitu ayah dan ibu membiasakan hidup rukun, istiqamah melakukan
ibadah baik di rumah, di masjid, atau di tempat-tempat lainnya sambil mengajak
anak-anaknya, sehingga sekaligus membina anak-anaknya untuk mengikuti dan
meniru hal-hal yang dilakukan orang tuanya.
Sebagai pendidik anak-anaknya, ayah
dan ibu mempunyai kewajiban dan memiliki bentuk yang berbeda karena keduanya
berbeda kodrat. Berikut ini ada beberapa kewajiban dari ayah dan ibu dalam
mendidik anak-anaknya:
1.
Ayah
a) Ayah
merupakan sumber kekuasaan memberikan pendidikan anaknya tentang manajemen dan
kepemimpinan
b) Sebagai
penghubung antara keluarga dan masyarakat dengan memberikan pendidikan anaknya komunikasi
terhadap sesamanya
c) Memberi
rasa aman dan perlindungan, sehingga ayah memberikam pendidikan sikap yang
bertanggung jawab dan waspada.
d) Di
samping itu, ayah sebagai hakim dan pengadilan dalam perselisihan yang
memberikan pendidikan anaknya berupa sikap tegas, menjunjung keadilan tanpa
memihak yang salah, dan berlaku rasional dalam memberi pendidikan anaknya dan
menjadi dasar-dasar pengembangan daya nalar serta daya intelek, sehingga
menghasilkan kecerdasan intelektual.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa
ayah berkewajiban mencari nafkah untuk mecukupi kebutuhan keluarganya melalui
pemanfaatan karunia allah swt di muka bumi dan selanjutnya dinafkahkan pada
anak-istrinya.
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi;dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.(QS.Al Jumu’ah: 10)
2.
Ibu
Ibu berkewajiban sebagai:
a) Sumber
kasih sayang yang memberikan pendidikan sifat ramah tamah, asah, asih, dan asuh
kepada anak-anaknya.
b) Pengasuh
dan pemelihara keluarga yang memberikan pendidikan berupa kesetiaan kepada
tanggung jawab.
c) Sebagai
tempat pencurahan isi hati yang memberikan pendidikan berupa sikap
keterusterangan, terbuka, dan tidak suka menyimpan derita atau rasa pribadi.
d) Sebagai
pengatur kehidupan rumah tangga yang memberikan pendidikan berupa
keterampilan-keterampilan khusus anaknya berupa hidup rukun, gotong royong,
ukhuwah, toleransi, serta menciptakan suasana dinamis, harmonis dan kreatif.
e) Serta
sebagai pendidik di bidang emosi anak yang dapat mendidik anaknya berupa
kepekaan daya rasa dalam memandang sesuatu, yang melahirkan kecerdasan
emosional.
Menurut Abdul Mujib dalam bukunya
menyebutkan bahwa ada enam dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak
dari orang tuanya:
a) Dasar
pendidikan budi pekerti; memberi norma pandangan hidup tertentu walaupun masih
dalam bentuk yang sederhana kepada anak
b) Dasar
pendidikan sosial; melatih anak dalam tata cara bergaul yang baik terhadap
lingkungan sekitar.
c) Dasar
pendidikan intelek; anak diajarkan kaidah pokok dalam percakapan, bertutur
bahasa yang baik, kesenian yang disajikan dalam bentuk permainan.
d) Dasar
pembentukan kebiasaan; pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, yaitu
membiasakan kepada anak untuk hidup yang teratur, bersih, tertib, disiplin,
rajin yang dilakukan secara berangsur-angsur tanpa unsur paksaan.
e) Dasar
pendidikan kewarganegaraan; memberikan norma nasionalisme dan patriotisme,
cinta tanah air dan berperikemanusiaan yang tinggi.
f) Dasar
pendidikan agama; melatih dan membiasakan ibadah kepada Allah SWT, sembari
meningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan anaknya kepada-Nya.
Dalam
pandangan islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh allah swt kepada orang
tuanya. Oleh karena itu, harus menjaga, memelihara, dan mendidik serta
menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerimanya. Karena manusia adalah
milik allah swt mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan
menghadapkan diri kepada allah swt.
Dalam
kaitan ini pula menurut abdurahman an-nahlawi orang tua pendidik berkewajiban
melakukan dua langkah yaitu:
a) Membiasakan
anak untuk mengingat kebesaran dan nikmat allah, serta semangat mencari dalil
dalam mengesakan allah swt melalui tanda kebesaran-nya.
b) Membiasakan
anak-anak unttuk mewaspadai penyimpangan- penyimpangan yang kerap membiasakan
dampak negatif terhadap diri anak.
F.
Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan islam sebagai suatu
proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik, bertujuan untuk
mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada allah swt., cerdas,
terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan
bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan negara serta agama. Proses itu
sendiri sudah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Menurut hasan langgulung, tujuan
pendidikan islam adalah suatu istilah untuk mencari fadilah, kurikulum
pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa manusia
berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni
kedudukan yang mulia yang diberikan allah swt melebihi makhluk-makhluk lain dan
dia diangkat sebagai khalifah.
Senada dengan pendapat tersebut
abdurrahman an-nahlawi berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah
merealisasikan penghambaan kepada allah dalam kehidupan manusia baik secara
individual maupun secara kelompok.
Menurut pendapat prof. H. Abuddin
Nata, ma., bahwa tujuan pendidikan islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Mengarahkan
manusia agar menjadi khalifah tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu
melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak
tuhan.
b) Mengarahkan
manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka bumi
dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada allah swt, sehingga tugas tersebut
terasa ringan dilaksanakan.
c) Mengarahkan
manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalahgunakan fungsi
kekhalifahannya.
d) Membina
dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu,
akhlak, dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas
pengabdian dan kekhalifahannya.
e) Mengarahkan
manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Apabila perumusan tersebut dikaitkan
dengan ayat-ayat al-quran dan hadits maka tujuan pendidikan islam adalah
sebagai berikut:
a) Menumbuhkan
dan mengembangkan ketakwaan kepada allah swt.
b) Menumbuhkan
sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada allah swt.
c) Membina
dan memupuk akhlakul karimah.
Kunci
pendidikan dalam rumah tangga sebenarnya terletak pada pendidikan agama. Karena
pendidikan agamalah yang berperan penting dalam membentuk pandangan hidup
seseorang. Ada dua arah mengenai kegunaan pendidikan agama dalam keluarga,
yaitu
a) Menanamkan
nilai pengetahuan pada anak
Pendidikan jasmani dan akal yang
diberikan di sekolah sekarang mempunyai banyak teori. Belum tentu semua teori
itu sesuai dengan ajaran agama. Bila anak sudah memiliki basis nilai agama yang
dibawa dari rumah, secara sederhana ia dapat memberikan nilai terhadap
teori-teori yang diajarkan di sekolah. Misalnya, saat guru mengajarkan bahwa
materialisme itu menolak tuhan dan itu baik, maka murid akan segera bereaksi
kalau teori itu salah. Dari mana ia tahu kalau itu salah? Ia tahu dari nilai
agama yang telah diperolehnya di rumah atau dari guru agamanya di sekolah.
Kemampuan menyaring dan memberi nilai teori pengetahuan seperti ini sangat
penting artinya bagi anak itu dalam perkembangan pengetahuannya di kemudian
hari.
b) Penanaman
sikap menghargai guru dan apa yang dididikannya.
Keberhasilan pendidikan di sekolah
bisa di dapat jika murid bisa menghormati guru dan menghargai pengetahuan
gurunya. Untuk menanamkan sikap itu sebenarnya pendidikan agama (islam)-lah
yang merupakan kunci utama. Pendidikan agama islam itu dilakukan di rumah
sebagai lembaga pertama dan utama.
Sumber :
Al-Qur’an Nul Karim
Daradjat, Zakaria, Dkk. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Pt. Bumu Aksara
Mujib, Abdul. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
Http://Myislamagamaku.Blogspot.Com/2012/02/Pendidikan-Islam-Dalam-Keluarga.Html
Search 22 Desember 2017
http://sokoprasetyo.wordpress.com/2011/12/06/pendidikan-islam-dalam-keluarga/ Search 22
Desember 2017
Komentar
Posting Komentar