ARTIKEL PEMBANGUNAN & PERTUMBUHAN EKONOMI
ARTIKEL
PEMBANGUNAN & PERTUMBUHAN EKONOMI
By : Latifatul azizah ( ES : 2014138290162 )
Mahasiswa STAINIM Sidoarjo
Matkul : aplikasi ekonnomi
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan
kerja tidak sebanding dengan jumlahlapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang
tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang
buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu
tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya
bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode
ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang
digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan
mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Klasik
Teori
ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR. Malthus. Berikut ini
akan diuraikan satu per satu.
1.
Adam
Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of
Nation” (kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang
mengemukakan pentingnya sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi
yang bebas dari campur tangan pemerintah yang diperkuat dengan semboyan
“Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith percaya bahwa dengan menggunakan
sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara
maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua unsur, yaitu:
1.
Pertumbuhan
penduduk.
2.
Pertumbuhan
output total.
Selanjutnya,
pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen,
yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.
Agar
terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja
dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk
menentukan pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas
maksimum output jika sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam
mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal
dengan menggunakan barang modal yang cukup.
1.
David
Ricardo dan TR Malthus
Pemikiran David Ricardo dan TR
Malthus tidak sama dengan
Adam Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith berpendapat bahwa
pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo
berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat)
bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja.
Tenaga
kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah
tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level).
Pada taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut
Stationary State.
TR
Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan
bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan
penduduk bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya).
Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga
masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian mengalami
kemandegan.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Neoklasik
Ada
tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow, Harrod Domar serta
Joseph Schumpeter.
1.
Robert
Solow
Robert
Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan
output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan
tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak
berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin,
peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal
dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga,
bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus
di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga
kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara
mengombinasikan modal dan tenaga kerja.
1.
Harrod
dan Domar
Harrod
dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila
pembentukan modal telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya
perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar.
Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh
permintaan agregat (keseluruhan) dari masyarakat dan oleh MEC (Marginal
Efficiency of Capital), yakni perbandingan antara pertambahan modal terhadap
pertambahan output.
1.
Joseph
Schumpeter
Menurut
Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para
pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan
dan teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai
berikut:
1.
Diperkenalkannya
teknologi baru.
2.
Menimbulkan
keuntungan yang lebih tinggi.
3.
Menimbulkan
imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha lain
yang dapat meningkatkan hasil produksi
Faktor-faktor pembangunan
ekonomi
Sumber
daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan ekonomi.
Ada
beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun
pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor
ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah
sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.
Sumber daya alam,
yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil
hutan, tambang, dan hasil
laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan
baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan
untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai
lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan
keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah
penduduk yang besar merupakan pasarpotensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara
kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan
modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya
modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup
kondisi sosial kultur yang
ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Pembangunan ekonomi
- Merupakan
proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.
- Memperhatikan
pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
- Memperhatikan
pertambahan penduduk.
- Meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
- Pembangunan
ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
- Setiap
input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan
– perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Indikator
merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir setiap
hari beberapa surat kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan oleh
pemerintah. Indicator adalah sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan
berbagai hal. Pemerintah misalnya, secara regular mensurvei rumah tangga
ataupun perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan dampak kegiatan mereka
terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-indikator ini, pola atau
gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui secara pasti.
Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang
berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan
suatu kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah
suatu instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu
Negara yang meliputi beberapa aspek.
Adapun
pentingnya indicator-indikator pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :
1.
Memantau
perilaku perekonomian
2.
Kepentingan
analisis ekonomi
3.
Dasar
pengambilan keputusan
4.
Dasar
perbandingan internasional
Pembangunan
Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini adalah penjelasan dari
masing-masing Indikator Pembangunan Ekonomi :
Indikator Moneter
Indikator
ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh
masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur,
yakni :
Indikator Non-Moneter
Indikator
ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator
memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1.
Indikator
Sosial
Ahli
Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian
tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok
pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan yang
terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara
memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini
dipelopori oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan
Kravis.
Kelompok
kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang
dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap
Negara.
Kelompok
ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari
setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah
kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan,
dan usaha ini dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut
Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara
yang dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk
membandingkan tingkat kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan
memperbaiki metode pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari
masing-masing Negara.
Indikator Campuran
1.
Pendidikan
Pendidikan
adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi suatu
Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi
dengan TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat
memperhatikan tingkat pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang
berkembang, pendidikan di NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju.
Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk serta angka partisipasi sekolah masih
rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indicator yang dapat diukur dalam
pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat
partisipasi pendidikan.
2.Kesehatan
Kesehatan
merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan
bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari
sakit dan ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan
ekonomi berupa kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari
beberapa indikasi berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan
penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup yang tinggi.
3.Perumahan
Rumah
merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing
penduduk. Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan
penduduk yakni sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4.Angkatan Kerja
Penduduk
yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun.
Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang
mencari pekerjaan (Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
kesejahteraan angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja,
sumber penghasilan utama, dan status pekerjaan.
5.
KB
dan Fertilitas
Indikator
yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6.
Ekonomi
Pembangunan
ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni
tingkat pendapatan dan konsumsi per kapita.
7.Kriminalitas
Pada
dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini
disebabkan sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara
tersebut. Hal ini berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di
NSB, banyak terjadi kriminalitas yang disebabkan beberapa factor seperti adanya
cultural shock, ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan, dan adanya
kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu sendiri diantaranya
adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan jumlah
pemerkosaan per tahun.
8.Perjalanan Wisata
Indikatornya
adalah frekuensi perjalanan wisata per tahun.
9.Akses Media Massa
Akses
media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu
sendiri. Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan
jumlah televisi.
Komentar
Posting Komentar