METODE PSIKOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
METODE PSIKOLOGI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
By : Siti Indarwati
NIM : 2014138200118
Mata Kuliah : Aplikasi Komputer
STAINIM SIDOARJO
Dalam mengadakan penyelidikan suatu ilmu pengetahuan harus
mempergunakan metode- metode ilmiah. Yaitu metode- metode yang dapat
dipertanggung jawabkan, dikontrol, dan dibuktikan kebenaranya. Apakah psikologi
pembelajaran pendidikan agama Islam telah menggunakan metode-metode ilmiah
dalam penyelidikannya?
Cara
pendekatan (system of approach) terhadap kejiwaan manusia pun dapat dilakukan
secara filosofis maupun empiris. Tak heran, jika kemudian banyak para pakar
yang menggunakan kedua metode tersebut dalam penelitian psikologi.
A.
Metode Filosofis
Metode yang bersifat filosofis ini dapat dibagi menjadi tiga
bagian sebagai berikut:
1.
Metode Intuitif
Metode dapat dilakukan dengan jalan sengaja melakukan penyelidikan
atau dengan tidak sengaja seperti halnya dalam pergaulan sehari-hari. Dalam
keadaan yang terakhir ini, kita mengadakan evaluasi terhadap sesama kita atau
kita benar-benar ingin mengetahui keadaannya dengan melalui kesan kita terhadap
orang-orang yang sedang kita selidiki tersebut.Dilihat dari segi cara yang
ditempuhnya, metode ini kurang memenuhi syarat. Karena metode ini perlu
dikombinasikan dengan metode-metode yang lain guna memperoleh kesimpulan yang
dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya kebenaranya.
2.
Metode Kontemplatif
Metode ini dilaksanakan dengan cara merenungkan
(kontemplasi) terhadap obyek yang diselidiki dengan mempergunakan kemampuan
berfikir yang optimal.Alat utamanya adalah pikiran yang benar-benar dalam
keadaan obyektif. Yaitu saat pikiran kita dalam situasi dan kondisi yang murni,
tidak tercampur oleh pengaruh-pengaruh lain yang bersifat lahiriah dan
biologis.Dewasa ini metode komplatif dan juga metode intuitif tidak sepopuler
metode empiris,
disebabkan
hasil metode itu dianggap terlalu spekulatif. Meskipun demikian, metode ini
masih tetap diperlukan dalam lapangan psikologi.
3.
Metode Yang Bersifat Filosofis Religius
Metode ini dilakukan dengan mempergunakan materi-materi
agama sebagai alat untuk
meyelidiki
pribadi manusia. Sebab, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama itu
merupakan
kebenaran yang mutlak. Dengan kata lain, dalam menyelidiki jiwa manusia itu
pihak penyelidik mempergunakan materi agama yang terdapat dalam kitab suci
sebagai norma standar dalam penilaian.
Metode ini juga tidak banyak digunakan dalam penyelidikan
psikologi, meskipun sesungguhnya dapat digunakan terutama dalam menyelidiki
pribadi muslim.
B.
Metode Empiris
A.Metode
Observasi
Observasi berasal dari kata to observe, yang berarti meneliti
atau mengamati. Dengan menggunakan metode itu, peneliti mengadakan pengindraan
terhadap obyek yang diselidiki dengan sengaja sambil melakukan
pencatatan-pencatatan terhadap gejala-
gejala
jiwa yang dibutuhkan dalam penyelidikan itu. Sementara untuk memperoleh
data-data tentang gejala-gejala jiwa tersebut, peneliti dapat melakukan
intropeksi, eksperimen, dan ekstropeksi.
a.Intropeksi
Secara etimologi, intropeksi ialah melihat ke dalam (intro
berarti kedalam dan speksi berasal dari kata spektare yang artinya melihat).
Yang dimaksud dengan metode intropeksi ialah suatu cara menyelidiki keadaan
atau peristiwa jiwa yang sedang terjadi dalam dirinya sendiri.William Stern,
seorang psikolog dari Jerman, mengemukakan beberapa kelemahan dari metode
instropeksi ini, yang pada pokoknya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Seseorang
sering tidak jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang pernah dialaminya, terutama
dalam hal-hal yang bersifat negatif pada dirinya dan kalau diungkapkan ia akan
menanggung perasaan malu.
2)
Seseorang sering kali kekuangan perbendaharaan kata dalam melukiskan peristiwa-
peristiwa
jiwa yang sudah dan sedang dialaminya.
3) Kerap
kali sugesti dari diri sendiri maupun dari orang lain menyebabkan hasil yang
tidak obyektif.
4) Tidak
semua penghayatan jiwa itu dapat disdari, karena gejala-gejala kejiwaan di
bawah kesadaran tidak dapat dilahirkan.
5)
Metode ini tidak dapat digunakan oleh anak-anak dan orang-orang yang abnormal.
Disamping adanya kelemahan-kelemahan, terdapat juga
kebaikan-kebaikan dari metode instropeksi yang dalam garis besarnya dapat
dikemukan sebaai berikut:
1) Metode
ini merupakan metode yang khas, hanya terdapat pada manusia. Artinya hanya manusialah yang dapat melihat apa yang sedang
dialami dalam dirinya.
2) Kadang
-kadang ada bberapa hal yang terdapat pada diri seseorang yang tidak dapat
diselidiki dengan menggunakan metode lain.
3) Dengan
menggunakan metode ini seseorang daat secara langsung menyelidiki
peristiwa-peristiwa yang dialaminya, di mana orang lain tidak dapat
menyelidikinya.
Dalam
melaksanakan pembelajaran, guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah
(madrasah). Sebelum kepala sekolah (madrasah) meminta pertanggung jawaban dari
guru, hendaknya guru terlebih dahulu mengintropeksi tentang pembelajaran yang
telah dilakukannya.
b.Ekstrospeksi
Dari segi
asal katanya, ektrospeksi berarti melihat ke luar (ekstro: keluar, speksi dari
spektare: melihat). Dan sebagai metode, ektrospeksi berarti mempelajari dengan
sengaja dan teratir gejala-gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil
kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan
pantomimik orang lain.
Diantara kelebihan metode ini adalah sebagai berikut:
1) Lebih memenuhi syarat ilmiah, karena metode ini lebih
bersifat obyektif.
2) Dapat digunakan dalam menyelidi
anak-anak dan orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya (abnormal).Adapun
kelemahan-kelemahan metode ekstropeksi ini adalah:
1) Metode
ini hanya dapat menyelidiki gejala-gejala jiwa yang tampak saja, padahal
tiap-tiap orang dalam mengeluarkan buah pikiran dan perasaannya tidak sama,
terutama pada orang dewasa, yang dapat mengekspresikan sikap-sikap yang tidak
wajar atau yang bertentangan dengan keadaan/situasi jiwanya.
2) Jika
orang yang diselidiki tahu, terkadang ia memberikan kesan yng tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada, sehingga apa yang disimpulkan diri dari hasil
ekstropeksi itu akan berbeda dengan apa yang semestinya.
B.Metode
Eksperimen (Observasi Eksperimental)
Metode ini
merupakan penyelidikan dengan jalan mengadakan percobaan-percobaan untuk
mengetahui kejiwaan seseorang. Metode ini jug biasanya dilakukan di dalam laboratorium
dengan mengadakan berbagai eksperimen.Dalam metode ini yang perlu diperhatikan
adalah hendaknya orang-orang mengadakan eksperimen harus dapat menguasai
situasi. Artinya, pihak eksperimenter itu harus dapat menimbulkan atau
menghilangkan beberapa situasi sesuai dengan kehendaknya.
Wilhelm
Wundt mengemukakan empat syarat yang harus dipenuhi dalam mengadakan
eksperimen, yaitu:
a.Pemeriksaan
harus dapat menetapkan sendiri saat timbulnya keadaan atau kejadian yang hendak
dipelajari.
b.Pemeriksa
harus mengikuti jalannya itu seteliti-telitinya dengan memusatkan seluruh
perhatian kepada prosesnya.
c.Tiap-tiap
pemeriksa harus dapat diulangi secukupnya, yaitu dalam keadaan yang sama.
d.Pemeriksa
harus menguasai syarat-syarat tersebut di atas
Adapun kelemahan-kelemahan metode eksperimen sebagai metode
dalam psikologi ini adalah sebagai berikut:
a.Eksperimen
biasanya dilaksanakan pada benda mati yang mempunyai hukum-hukum yang tetap,
sedang jiwa adalah sesuatu yang hidup.
b.Tidak
semua gejala kejiwaan dapat diselidiki secara eksperimen.
c.Dalam
laboratorium situasinya tidak wajar
d.Gejala-gejala
kejiwaan sukar diukur secara eksak.
Sementara menurut Hj. Zuhairini, kelebihan-kelebihan metode
eksperimen ini sebagai berikut:
a.Dengan
eksperimen ada hal-hal yang dapat diselidiki dengan teliti dan berulang-ulang.
b.Tanpa
menunggu timbulnya suatu peristiwa, orang dapat dengan cepat secara teratur
mengetahui sesuatu peristiwa yang
sengaja ditimbulkan.Sehubungan dengan adanya beberapa kelemahan tersebut, maka
aliran psikologi modern (+1900 M) menggunakan sarana untuk mengulangi
kelemahan-kelemahan itu dengan ketentuan:
a.Metode
eksperimen hendaknya hanya dpakai sebgai bagian dari metode-metode lain pada
lebih luas.
b.Jangan
berpegang teguh pada perhitungan-perhitungan secara ilmu pasti, statis, tetapi
analisa kuantitatif harus dikombinasikan dengan analisa kualitatif dengan
mengingat gerak, waktu, ruang dan saling berhubungan.
Implementasi
metode ini dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam, misalnya guru
mengeksperimenkan efektivitas metode Iqra’ dan Hattaiyah dalam kecepatan
membaca Al-Qur’an terhadap siswa SMA yang sebelumnya belum pernah belajar membaca
Al-Qur’an.
C.Metode
Pengumpulan Bahan
Metode ini dilakukan dengan mengolah data-data atau
bahan-bahan yang diperoleh dari
kumpulan
daftar pertanyaan, bahan-bahan riwayat hidup dan bahan-bahan lain yang berhuubungan
dengan apa yang sedang diselidiki.Bahan-bahan yang telah diperoleh itu kemudian
diklarifikasikan untuk ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum.
a.
Metode Angket
Metode angket ialah cara penyelidikan kejwaan dengan
mengajukan pertanyaan baik lisan maupun tertulis dan dari jawaban itu dapat ditarik
kesimpulan tentang kesan kejiwaannya.
Ditinjau
dari sudut pelaksanaannya angket dapat dibagi menjadi dua macam:
1) Angket
langsung, yaitu bilamana pertanyaan itu dijawab langsung oleh orang yang diselidiki.
2)
Angket tak langsung, yaitu bilamana pertanyaan itu dijawab oleh orang lain.
b.
Metode Autobiografi (riwayat hidup)
Metode ini
dipergunakan oleh peneliti dengn jalan mempelajari riwayat hidup seseorang yang
sedang diteliti, baik yang ditulis sendiri (autobiografi) maupun yang ditulis
orang lain (biografi).Metode ini, disamping mempunyai keuntungan, juga
mempunyai kelemahan. Yaitu bila orang yang membuat biografi itu paham atau
sehaluan, maka dalam membuat biografi akan dipengaruhi oleh sudut pandangnya,
lebih-lebih lagi dalam pembuatan autobigrafi.Untuk mengatasinya dan guna
memperoleh gambaran yang lebih baik, maka dapat ditempuh dengan jalan menyelidiki
biografi dari bermacam-macam penulis. Dengan demikian, peneliti akan memperoleh
gambaran yang lebih lengkap dan dapat dipercaya, karena data-data didapat dari
sumber yang banyak.
c.
Pengumpulan Hasil Kerja
Metode ini
merupakan metode penyelidikan dengan jalan mengumpulkan gambar-gambar, karangan-karangan,pekerjaan
tangan, permainan-permainan, termasuk buku harian seseorang dan
sebagainya.Dengan mengumpulkan benda-benda hasil kerja ini dan mengadakan
analisis terhadapnya, maka akan dapat diketahui perkembangan alam pikiran, dan
fantasi seseorang, sekaligus pencetusan dari keadaan jiwa orang yang
bersangkutan.
D.Metode
Studi Kasus
Studi
kasus (case study) dalam kajian psikologi merupakan sebuah metode penelitian
yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek
psikologis seorang siswa tau sekelompok siswa tertentu.Seorang peneliti
psikologi belajar pendidikan agama Islam, terkadang memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk mengumpulkan data dan berbagai informasi yang akurat,
tepat dan cermat berkaitan dengan individu atau kelompok kecil individu yang
menjadi subyek penelitian. Studi kasus akan memerlukan waktu lebih lama apabila
digunakan untuk menyelidiki fenomena genetika (karakteristik keturunan) yang
dihubungkan dengan perilaku belajar (perkembangan belajar).
Implementasi
metode ini dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, misalnya guru mempelajari
kasus tertentu pada siswa; seperti kasus siswa yang lamban dalam penguasaan
materi pembelajaran PAI dan kasus-kasus lainnya yang berkenaan dengan
pembelajaran pendidikan agama Islam.
E.Metode
Klinis
Metode
klinis (clinical method) hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau
psikiater. Dalam metode ini, terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan
penyakit kelainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan
(psychological treatment) terhadap kelainan jiwa tersebut. Umumnya metode ini
digunakan di rumah sakit jiwa.
Sasaran
yang akan dicapai oleh peneliti dengan menguakan metode klinis, terutama untuk
memastikan sebab-sebab timbulnya ketidaknormalan perilaku sesorang atau kelompok
kecil siswa. Seterusnya, berdasarkan kepastian faktor penyebab itu, peneliti
berupaya memilih dan menentukan cara-cara mengatasi penyimpangan perilakutersebut.
Implementasi
metode ini dalam pembelajaran pendidikan agama Islam adalah ketika gurumendiagnosis
kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh kelainan jiwa. Selain itu juga
implementasi metode ini adalah ketika guru mempelajari penyimpantan perilaku
dari siswa.
F.Metode
Observasi Naturalistik
Metode
observasi naturalistik lebih banyak digunakan oleh para ahli ilmu hewan untuk
mempelajari perilaku hewan tertentu. Dalam perkembangannya selanjutnya, metode
observasi naturalistik digunakan oleh para psikolog kognitif dan psikolog
pendidikan.
Seorang peneliti atau guru yang
menajadi asistennya dapat mengaplikasikan metode ini lewat kegiatan belajar
mengajar atau belajar mengajar dalam kelas-kelas regular, yakni kelas tetap dan
biasa, bukan kelas yang diadakan secara khusus. Selama proses belajara mengajar
berlangsung, jenis perilaku siswa diteliti, (misanya kecepatan membaca),
dicatat dalam lembar format observasi yang khusus dirancang sesuai dengan data
dan informasi yang akan dihimpun.
Implementasi
metode ini dalam pembelajaran pendidikan agama Islam berlangsung, guru
mengamati berbagai perilaku siswa terutama perilaku yang menyim
sumber : https // www.scribd.com/mobile/document/85563765/metode-psikologi-pembelajaran-agama-islam
Komentar
Posting Komentar